Makna dan Sumber Kebahagiaan Remaja Suku Minangkabau

Abstract

Penelitian ini melibatkan subjek yang berafiliasi dengan suku Minangkabau, berusia remaja, yang terdiri dari representasi subjek berusia remaja dengan tingkat pendidikan SMP dan SMA.  Penelitian ini sendiri bertujuan untuk menggali makna kebahagiaan berdasarkan perspektif subjek dan mengenali sumber-sumber kebahagiaannya sekaligus sumber ketidakbahagiaannya.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan metode survei dengan kuesioner terbuka (open ended questionnaire) dengan mengajukan pertanyaan tentang definisi kebahagiaan dan hal-hal apa saja yang membuat subjek merasa bahagia dan hal-hal apa saja yang membuat subyek merasa sangat tidak bahagia. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan remaja bersumber dari keluarga, prestasi, teman, rekreasi, materi dan aktivitas religi. Sumber ketidakbahagiaannya juga keluarga, prestasi, teman, orang lain, kecelakaan, bencana alam, dan diri sendiri.  Makna kebahagiaan dibagi menjadi beberapa dimensi yaitu bentuk kebahagiaan, sumber kebahagiaan, status kebahagiaan, dan manfaat
Keywords
  • kebahagiaan
  • remaja
  • minang
References
  1. Anggraeny, A., Yuniarti, K.W., Moordiningsih, & Kim, U. (2010). Happiness orientations among adolescents raised in urban and rural areas. Working Paper. Yogyakarta: CICP UGM.
  2. Ben-Zur, H. (2003). Happy Adolescents : The Link Between Subjective Well-Being, Internal Resources, and Parental Factors. Journal of Youth and Adolescence, 32, 67-79.
  3. Brockmann, H., & Delhey, J. (2010). Introduction : The dynamics of happiness and the dynamics of happiness research. Social Indicator Research, 97, 1-5.
  4. Cahyani, A.D. (2011). Sumber kebahagiaan yang dipersepsikan mahasiswa. Sebuah analisis jaringan. Tesis. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Magister Psikologi. Fakultas Psikologi UGM.
  5. Casas, F., Coenders, G., Cummins, R.A., Gonzales, M., Figuer, C., &Malo, S.C. (2008). Does subjective well-being show a relationship between parents & their children? Journal of Happiness Study, 9, 197-205.
  6. Casas, F., Figuer, C., Gonza’lez, M., Malo, S., Alsinet, C., & Subarroca, S. (2007). The well-being of 12 - to 16-year-old adolescents and their parents: Results from 1999 to 2003 Spanish samples. Social Indicators Research, 83, 87–115.
  7. Chaplin, J. (2006). Anger, happiness, and sadness : Associations with depresive symptoms in late adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 35, 977-986.
  8. Cheng, H., &Furnham, A. (2001). Atributional Style and Personality as Predictors of Happiness and Mental Health. Journal of Happiness Studies, 2, 307-327.
  9. Cheng, H., & Furnham, A. (2004). Perceived Parental Rearing Style, Self Esteem and Self Criticism as Predictors of Happiness. Journal of Happines Studies, 5, 1-21.
  10. Csikszentmihalyi, M., & Hunter, J. (2003). Happiness in everyday life: The uses of experience sampling. Journal of Happiness Studies, 4, 185–199
  11. Cummins, R.A., Lau, A.L.D., Mellor, D., & Stokes, M.A. (2009). Encouraging governments to enhance the happiness of their nation: Understanding subjective wellbeing. Social Indicator Research, 91, 23-36.
  12. Diener, E. (2009). Subjective Well-being. In Diener E. (Ed). The science of well-being..The collected works of Ed Diener. (pp 11-58). New York: Springer.
  13. Gilman, R., & Huebner, E.S. (2006). Characteristics of adolescents who report very high life satisfaction. Journal of Youth and Adolescence, 35, 311–319.
  14. Hartati, N. (2012). Sumber-sumber kebahagiaan remaja yang tinggal di panti asuhan. Tesis. Tidak diterbitkan. Yogyakarta : UGM.
  15. Heady, B. (2008). Life goals matter to happiness : A Revision of set-point theory. Social Indicator Research, 86, 213-231.
  16. Honkanen, H.K., Honkanen, R. Koskenvuo, M., & Kaprio, J. (2003). Self-reported happiness in life and suicide in ensuing 20 years. Social Psychiatry Epidemiology, 38, 244-248.
  17. Koopmans, T.A., Geleijnse, J.M., & Zitman, F.G.(2010) Effects of happiness on all-couse mortality during 15 years of follow-up : The arnhem elderly study. Journal of Happiness Study, 11, 113-124.
  18. Magen, Z. (1999). Exploring adolescent happiness : Commitment, purpose and fulfillment. International journal for the Advancement of Counselling, 21, 367-369.
  19. Oetami, P., Yuniarti, K.W., Moordiningsih, & Kim, U. (2010). The orientation of happiness in male and female adolescent. Working Paper. Yogyakarta: CICP UGM.
  20. Perneger, T.V., Hudelson, P.M., & Bovier, P.A. (2004). Health and happiness in young Swiss adults. Quality of Life Research, 13, 171-178.
  21. Primasari, A., Yuniarti, K.W., Moordiningsih, & Kim, U. (2010). What make adolescents’ happy? An exploratif approach of indigenous psychology. Working Paper. Yogyakarta : CICP UGM.
  22. Setyasari, F.D. (2009). Peran Kelekatan, Kualitas Persahabatan dan Prestasi Akademik terhadap Kebahagiaan Hidup Remaja. Tesis. tidak diterbitkan. Yogyakarta : Program Magister Psikologi. Fakultas Psikologi UGM.
  23. Snyder, C.R., & Lopez, S.J. (2007). Positive psychology. The scientific and practical explorations of human strengths. California: Sage Publication.
  24. Yang, A., Wang, D., Li, T., Teng, F., & Ren, Z. (2008). The Impact of Adult Attachment and Parental Rearing on Subjective Well-Being in Chinese Late Adolescents. Social Behavior and Personality, 36, 1365-1378.