Metoda Maternal Reflektif (MMR) untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Lisan Anak Tunarungu

Abstract

Kemampuan berbahasa lisan anak tunarungu sering mengalami gangguan dalam kelas IV yang berjumlah 4 orang. Hasil penelitian pada siklus pertama dengan pengucapan dan berkomunikasi, sehingga anak lebih suka berbahasa isyarat daripada berbahasa secara verbal. Hal ini disebabkan kosakata yang dimiliki anak tunarungu sangat kurang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang peningkatan kemampuan berbahasa lisan anak tuna rungu dengan menggunakan Metode Maternal Reflektif (MMR).Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas, dengan berkolaborasi antara peneliti dan guru kelas. Penelitian ini dirancang melalui 1) perencanaan. 2) tindakan 3) Observasi dan 4) refleksi. Subjek peneltian ini terdiri dari siswa tunarungu menggunakan Metode Maternal Reflektif terhadap keempat anak tunarungu belum sepenuhnya berhasil dengan baik, hal ini disebabkan anak masih mengalami hambatan dalam berbahasa lisan. Sedangkan pada siklus kedua kemapuan  lisan pada anak tunarungu telah meningkat dengan baik. Karena pada siklus ini diberikan perlakuan secara individual, dengan menggunakan media yang menarik sehingga keempat anak tunarungu pada penelitian ini telah dapat berbahasa lisan dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan Metode Maternal Reflektif secara individual dan penggunaan media yang menarik maka kemampuan berbahsa lisan anak tunarungu mengalami peningkatan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa lisan anak tunarungu dapat ditingkatkan dengan menggunakan Metode Maternal Reflektif. Disarankan kepada guru-guru di SLB agar sering melatih anak berbahasa lisan dengan menggunakan Metode Maternal Reflektif untuk yang mengalami gangguan berbahasa lisan.
Keywords
  • metoda maternal reflektif
  • bahasa lisan
  • anak tunarungu
References
  1. Cecilia Susiloyuwati (1990) Metode Percakapan yang Reflektif dalam Hubungannya dengan Pelaksanaan Pengajaran di SLBB. Makalah. Jakarta. KKPLBIKIP
  2. Fajri, R. A. S. (2015). Problematika Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun Akademik 2014–2015 (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga).
  3. Fitrianingsih-Nim, E. N. I. (2011). Upaya Pembimbing Dalam Meningkatkan Percaya Diri Anak Tuna Rungu di SLB PGRI Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman (Doctoral dissertation, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
  4. Greenwood, D. J., Whyte, W. F., & Harkavy, I. (1993). Participatory action research as a process and as a goal. Human Relations, 46(2), 175-192.
  5. Hasanah-Nim, U. S. W. A. T. U. N. (2010). Hubungan antara Ketaatan Beragama dengan Rasa Malu Bagi Anak Cacat Fisik di SLB Ma'arif Pucung Rejo Muntilan (Doctoral dissertation, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
  6. Hernawati, T. (2007). Pengembangan Kemampuan Berbahasa dan Berbicara Anak Tunarungu. Jurnal JASSI_anakku, 7(1), 101-110.
  7. Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, R. (2013). The action research planner: Doing critical participatory action research. Springer Science & Business Media.
  8. Khobir, A. (2013, May). Upaya Mendidik Anak Melalui Permainan Edukatif. In Forum Tarbiyah (Vol. 7, No. 2).
  9. Lani Gunawan dan Cecilia Susiloyuwati (2000) Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu.J akarta. Yayasan Santirama.
  10. Lisa, A. Y. (2012). Efektivitas Media Flanelgraph untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Penjumlahan Bagi Tunarungu. E-JUPEKhu, 1(2).
  11. Mertler, C. A. (2008). Action research: Teachers as researchers in the classroom. Sage.
  12. Pujiwati, S. (2012). Meningkatkan Pemahaman Kosakata Benda Anak Tunarungu Melalui Metode Maternal Reflektif di Kelas D II B di SDLBN Tarantang Lima Puluh Kota. Jurnal Pendidikan Luar Biasa.
  13. Putri, Y. M. (2014). Strategi Guru dalam Membelajarkan Pecahan bagi Siswa Tunarungu Kelas VB di SLB-B Negeri Salatiga (Doctoral dissertation, Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UKSW).
  14. Savitri, V. (2016). Tipe Kesalahan Penulisan dan Pengucapan Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu dalam Pembelajaran Menyimak di SMPLB Bina Wiyata Putra Situbondo.
  15. Setyawati, R. (2013). Bahasa Sebagai Sarana Belajar Dan Berpikir.
  16. Setyono Bambang (1998) Terapi Wicara untuk Praktisi Pendidikan dan Kesehatan.Jakarta.
  17. Siti Walidatul, A. (2014). Penerapan Metode Maternal Reflektif (MMR) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunarungu di SDLB B Yakut Purwokerto Banyumas (Doctoral dissertation, IAIN Purwokerto).
  18. Somad Pamanarian dan Hemawati Tati (1995).Ortopedagoaik Anak Tunarungu.Jakarta Depdikdud.
  19. Stringer, E. T. (2008). Action research in education. Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.
  20. Suci, E. R. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran dan Tipe Kepribadian terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP Swasta Al Washliyah Ampera II Medan Helvetia (Doctoral dissertation, UNIMED).
  21. Suyatno (1997). Podoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Bagian ke 1.Yokyakarta, Dirjen DIKTI.
  22. Virlia, S., & Wijaya, A. (2015). Penerimaan Diri pada Penyandang Tunadaksa. In Seminar Psikologi dan Kemanusiaan Pscyhology Forum UMM (pp. 372-377).
  23. Yuliana, D. W., & Supraptono, E. (2016). Multimedia Interaktif Menyimak Cerita tentang Peristiwa di Sekitar untuk Siswa Tunarungu. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 17(1).