Abstract


Kompetensi guru bimbingan konseling memiliki pengaruh terhadap kedisiplinan siswa dan menghambat efektivitas layanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan layanan bimbingan konseling dan pemberian poin pelanggaran serta persepsi siswa dalam disiplin. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik triangulasi dan dianalisis dengan metode penelitian Miles dan Huberman. Hasil penelitian menemukan  bahwa 1) kinerja guru BK belum optimal, namun inisiatif dengan membentuk Tim Konselor Terpadu menunjukkan upaya adaptasi meski terhambat oleh keterbatasan fasilitas dan kendala administratif; 2) Sistem poin pelanggaran di MTsN Luwu, sebagai inovasi pendidikan, bertujuan meningkatkan kedisiplinan siswa meski menghadapi tantangan administratif dan perlunya keterlibatan aktif seluruh stakeholder untuk efektivitas penerapannya; dan 3) Siswa MTsN Luwu merasa tekanan dari sanksi disiplin namun mengakui efektivitasnya dalam meningkatkan perilaku, meskipun adanya persepsi ketidak-konsistenan penerapan aturan oleh beberapa guru. Penelitian di MTsN Luwu mengungkapkan kebutuhan peningkatan sumber daya bagi guru BK agar layanan bimbingan dan konseling lebih efektif. Sistem poin pelanggaran perlu dievaluasi agar diterima tanpa menimbulkan tekanan berlebih dan diterapkan dengan konsisten. Keterlibatan stakeholder dan evaluasi rutin penting untuk memastikan efektivitas sistem disiplin dan program bimbingan.


Keywords


Kompetensi guru bimbingan konseling; Sistem poin pelanggaran; Kedisiplinan siswa; Pelaksanaan bimbingan konseling