Abstract


Pasien patah tulang rawat inap sering mengalami kesulitan atau tidak mampu melakukan aktivitas harian sendiri sehingga membutuhkan caregiver untuk membantu, merawat dan menjaganya selama di rumah sakit. Tanggung jawab dan tugas yang berat pada caregiver seringkali menimbulkan kecemasan dengan gejala-gejala kelelahan fisik maupun psikologis, kurang tidur, merasa sendiri, takut, jengkel, khawatir, gelisah, bingung, jenuh, dan perasaan negatif lainnya. Kecemasan yang dialami caregiver perlu diintervensi agar tidak berakibat lebih buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas konseling kelompok islami dalam menurunkan kecemasan caregiver pasien patah tulang rawat inap. Hipotesis yang akan diuji adalah konseling kelompok islami mampu menurunkan kecemasan caregiver pasien patah tulang rawat inap. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimen dengan one group pretest and posttest design. Subjek penelitian ini adalah enam orang caregiver pasien patah tulang rawat inap karena kacelakaan, terdiri dari empat perempuan dan dua orang laki-laki yang mengalami gejala kecemasan sedang - berat, berusia 33 – 59 tahun. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan adalah Beck Anxiety Inventory (BAI). Intervensi untuk menurunkan kecemasan adalah konseling kelompok islami.  Analisis data yang digunakan adalah  wilcoxon rank test.  Hasil analisis statistik menunjukkan nilai z : -2.207; p = 0.027 (p< 0.05),  sehingga intervensi konseling kelompok islami efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan caregiver pasien patah tulang rawat inap. Dengan demikian intervensi ini dapat direkomendasikan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan caregiver pasien rawat inap. Agar efek intervensi dapat bertahan lama maka caregiver perlu melakukan latihan rutin secara mandiri dan menjadikan sebagai kebiasaan yang positif untuk memperkuat ketahanan psikologis agar tidak mudah mengalami kecemasan.  

 


Keywords


caregiver, kecemasan, konseling kelompok Islami, pasien rawat inap