Abstract


Keluarga broken home, yang terjadi akibat perceraian atau pemisahan orang tua, sering kali secara langsung memengaruhi pemahaman makna hidup siswa. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsi-kan kondisi meaning of life siswa dari keluarga broken home berdasarkan gender, urutan kelahiran, kondisi keluarga dan akses internet. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif, sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 siswa dari  keluarga broken home  (laki-laki 41.9%; perempuan 58.1%) yang tersebar di dua provinsi yaitu Sumatera Barat dan DKI Jakarta. Instrumen dalam penelitian ini adalah instrumen Meaning of life 17 item. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Temuan pada penelitian menunjukkan meaning of life siswa dari keluarga broken home berada pada kategori sangat tinggi dengan nilai 45.2%. Selain itu, kondisi meaning of life menunjukkan siswa laki-laki lebih tinggi skor meaning of life dibandingkan dengan siswa perempuan. Selain itu, anak sulung cenderung memiliki pemahaman yang lebih tinggi tentang makna hidup daripada anak tengah dan anak bungsu. Temuan lainnya adalah siswa yang hidup bersama ayah single parent lebih memahami makna hidup dibandingkan dengan siswa yang tinggal bersama ibu single parent. Akses internet dalam jumlah yang sedang (1-3 Jam) lebih mungkin menggunakan untuk mencari jawaban atau koneksi yang mereka butuhkan dalam situasi keluarga broken home.

Keywords


Meaning of life; Gender; Urutan kelahiran; Broken home; Akses internet perhari