Abstract


Kegiatan pelatihan dan workshop ini dijalankan berdasarkan banyaknya fenomena siswa yang tidak mampu menyampaikan perasaan dan pemikirannya dalam proses konseling.  Hal ini berkemungkinan terjadi karena dampak psikologis dari berbagai kejadian, salah satu contohnya adalah ketakutan terhadap ujian nasional. Dampak psikologis ini, seharusnya bisa diminimalkan dan/atau dihilangkan apabila siswa mau menyampaikan permasalahannya kepada guru BK/Konselor. Untuk itu guru BK/konselor harus memiliki wawasan dan keterampilan tentang berbagai pendekatan dan teknik dalam konseling. Salah satunya adalah teknik konseling expressive therapy. Para ahli terapi ekspressif meyakini bahwa individu berbeda dalam mengekspresikan apa yang ada dalam dirinya, ada individu yang lebih terbuka mengungkapkan apa yag terasa dalam dirinya, termasuk mengkomunikasikan kecemasan yang dirasakannya. Sebaliknya ada individu lainnya agak tertutup tidak bisa mengkomunikasikan secara langsung apa yang terasa dan menjadi beban pikirannya, termasuk mengkomunikasikan kecemasan yang dirasakannya. Untuk itu konselor perlu memiliki metode yang bervariasi dalam kegiatan pelayanan konseling, sehingga konselor dapat mengembangkan kemampuan klien untuk mengkomunikasikan secara efektif dan otentik apa yang ada dalam dirinya dan apa yang menjadi beban pikirannya, serta yang menjadi obyek kecemasannya. Pelatihan dan workshop ini diberikan kepada guru BK/Konselor tingkat SLTP/MTsN se Kota Padang dalam pertemuan MGBK Kota Padang.


Keywords


ekspressive therapy